Sebuah Kata Memporak Poranda Dunia dan Membangun Dunia

Sebuah Kata Mampu Memporak Paranda Dunia

“ COVID “ sebagai sebuah kata saat ini menjadi momok ketakutan bagi seluruh umat manusia di dunia, telah menunjukan mampuan memporak parandakan keadaan Dunia.  

Ada kala manusia menjalani kehidupan merasa kehilangan semangat dan motivasi, ternyata untuk menghilangkan hal tersebut diantaranya untuk mumulihkannya kita perlu pula mengenal dan melaksanakan arti dan mana sebuah kata yang mampu membangun kembali kondisi dan harapan / kebahagian bagi umanat manusia di dunia yaitu sebuah kata  Pariwisata“.

Akhir tahun 2019 dan memasuki tahun 2020 terjadi suatu suatu phenomena yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia dan Negara dengan adanya COVID 19 sekian banyak manusia terinfeksi dan meninggal dunia fana ini, serta mengalami merugikan dalam dunia business, pengusaha dan tenaga kerja, shingga negara membutuhkan pengorbanan begitu besar untuk mengatasi pandemic yang satu ini, pariwisata kini sebagai garis terdepan yang tadinya diharapkan mampu menjadi penghasil devisa negara harus turut larut ke dalam phenomena terhadap keterpurukan, karena diharuskan manusia melakukan lock down terhadap physic yang lebih intend tentu hal tersebut sangat menderita dirasakan.

Kondisi ini membuat negara perlu menangani dengan benar dan dengan cara berkoordinasi tidak saja di negaranya sendiri tetapi berkoordinasi keseluruh negara baik melalui WHO, UNWTO atau organisasi international lainnya, serta intansi terkait masing – masing negara dengan Negara yang lain, kondisi penangan aman terhadap penularan COVID 19 menjadikan manusia menjadi istirahat yang cukup, relexasi dan udara baik termasuk untuk bertemu denagn teman dan keluar baik lintas kota maupun Negara, setelah terkoncinya batas pergerakan manusia, kemudian membuah manusia memikirkan bagaimana untuk dapat melakukan perjalanan, mencari hotel yang aman, tempat – tempat perkemahan dengan udara segar yang tebuka, tepi pantai dengan pasir serta deruan ombak bagaikan gendrang yang terus menerus tak henti – hentinya mendetakan suara bagaikan berkeinginan mengusir roh jahad [ COVID 19 ] terusir karena takut mendengar gendrang ombak yang bertalu talu, serta menarik roh – roh jahad itu untuk kembali kedalam lautan. Orang mencari tracking, bersepeda yang dapat diakses, attraksi budaya terbuka untuk dikunjungi, mempergunakan transportasi yang aman untuk bepergian dengan tanpa batas hal itu didambakan serta mengharapkan melakukan suatu perjalanan yang memastikan mereka akan aman dan tidak terinfeksi dari COVID 19.

Kondisi ini telah berjalan berbulan – bulan tentu hal ini tidak boleh dibiarkan secara terus menerus yang dapat disebutkan disini sebagai ecosystem pariwisata dunia yang selama ini dinamis mencakup berbagai kegiatan seperti perjalanan, transportasi, akomodasi, makanan, rekreasi darat dan lautan, budaya dan alam secara langsung dan tidak langsung selama ini menjadi penyumbang PDB dan telah menjadikan berbagai negara sebagai tujuan pariwisata terkemuka penerimaan pendapatan negara termasuk daerah.

Di Indonesia sendiri dari tahun – ketahun pendapatan dari sector pariwisata terus – menerus meningkat termasuk kunjungan wisata sampai di tahun 2018 – 2019 mencapai peningkatan kunjungan wisman sampai 100% dari tahun-tahun sebelumnya dan mentargetkan kunjungan wisman sampai mencapai 20 juta kunjungan wisatawan manca negara di tahun 2020. Performance perjalan wisata wisnus mencapai 630 juta melaukan perjalan diseluruh nusantara.

Banyak negara dan daerah seluruh dunia, pariwisata terlah menjadikan pariwisata sebagai primadona pendapatan dan sekaligus sebagai contributor utama bagi tatanan ekonomi dan social, lebih dari itu pariwisata mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan pendapatan yang sangat dibutuhkan, hal tersebut tidak sedikit yang terkonsentrasi di daerah – daerah yang tidak memiliki sumber daya alam atau sumber pekerjaan alternative dan melibatkan pekerja berketrampilan rendah, tapi kini ekosistem economicnya tentu sangat terpukul dengan adanya COVID 19 ini. 

Organisasi Pariwisata Dunia [ UNWTO ] memperkirakan penurunan pariwisata international mencapai 60 % s/d 80 % dibandingkan tahun – tahun sebelumnnya. Miliaran pendapatan dari sektor pariwisata diseluruh dunia. Di bulan pix session di musim panas pada umumnya manusia melakukan perjalanan wisata dan menghabiskan dan pendapatan miliaran rupiah akhirnya harus tidak mengalir.

Komunikasi dan prakarsa menyertai menetapkan kerangka kerja terkoordinasi dapat memungkinkan semua destinasi wisata / negara dan daerah dapat memperoleh manfaat dari masa libur akan tiba dengan suasana tenang dan yang terpenting aman, secara bertahap dimusim wisata baik bagi wisatawan nusantara dan wisatawan manca negar dan seterusnya, oleh karena itu beberapa negara telah membangun suatu joint statement / kerjasama melalui program yang bernama travel bubble. Sehingga program ini dapat seterusnya. Dengan demikian program ini bertujuan untuk mendukung keberlanjutan ekosistem pariwisata yang berharga menjadi paradigm pariwisata for present and next decade

Ungkapan ini diharapkan melalui kegiatan pariwisata dapat membantu pemerintah dan negara – negara tertentu untuk mencabut langkah – langkah pengurungan diri dan menutup rapat border bagi perjalan umat manusia dan melanjutkan usaha, pekerjaan dan kehidupan social, sejalan dengan kreteria ependemilogis dan kesehatan masyarakat, yang tidak berarti new normal kita harus berkurung dan menutup diri untuk saling berinteraksi atau cybernetic antar manusia dengan alam flora dan fauna, karena diyakini oleh para akhli bila manusia mengurung diri dan tidak melakukan cybernetic dengan alam flora dan fauna maka manusia itu akan kehilangan imunitas diri yang disebut norma flora atau dapat disebut interaksi eco yang diartikan interaction earth communities between biotic and abiotic, [ karena manusia pada dasarnya pada suatu titik tentu akan bertanya padi diri sendiri dari alam semesta ini dengan segala keindahan dalam bentuk pepohonan, tumbuhan, danau, sungai, hewan, serangga dan lain – lain apakah manusia tidak memerlukan kontak serta berelaborasi antara kompenen ecosystem yang hidup dan yang tidak hidup ?? ] oleh karena itu manusia perlu melakukan perjalan.

Pelaku pariwisata bersama – sama pemerintah perlu membangun roadmap wisata bersama untuk mencabut langkah – langkah penanggulangan virus corona, kerangka kerja terkoordinasi didasarkan pada prinsip kriteria dan rekomendasi umum serta objectivitas dengan non discriminative untuk memandu antar negara dan daerah, otoritas component dan industry serta operator perjalanan dan operator ekonomi wisata lainnya serta warga negara melalui langkah – langkah suatu confinement  process

Share with:


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact Us

Give us a call or fill in the form below and we will contact you. We endeavor to answer all inquiries within 24 hours on business days.
Please enable JavaScript in your browser to complete this form.
Translate »