Goes di Kota Bandung Dengan Thema: True Story of Bosscha
Alam dan budaya senantiasa saling berhimpitan dan atau bergandeng tangan, kondisi pendamic Covid 19 selama ini telah menyebabkan berbagai dampak, situasi dan kondisi sedang menimpa dunia sehingga menempatkan Pandemic COVID 19 menjadi momok ketakutan oleh insan manusia di planet bumi serta mengakibatkan manusia menjadi ketakutan untuk melakukan perjalanan bahkan berekreasi, pada hal berekreasi dan hubungan manusia dengan alam menjadi suatu kebutuhan manusia guna menjaga bodies control dan stabilitas; karena manusia membutuhkan suatu normal flora.
Kondisi ini tentu menghampiri terhadap para pelaku pariwisata tidak saja Hotelier,Biro Pejalanan, Tour Operators dan sudah pasti adalah para anggota HPI [ Himpunan Pramuwisata Indonesia ]. Tapi ternyata para senior Guide Kota Bandung yang tergabung dalam HPI tidak lekang menghadapi situasi tersebut dan tetap berusaha untuk menemukan langkah dan kegiatan atau dengan kata lain melakukan inovasi dan kreasi kegiatan wisata yang kemudian diharapkan menjadi suatu wahana paket wisata bersepeda di Kota Bandung
Gagasan Bersepeda di Kota Bandung
Bersepeda di Kota Bandung memang mengasyikan, karena bentuk topography jalannya ada yang berbelok – belok, datar, burbukit dan menurun dengan udara pagi yang sejuk dan menyegarkan serta mata hari pagi yang menghangatkan, sungguh ideal untuk bersepeda di Kota Bandung termasuk di sore hari dengan kendaraan publik juga tidak terlalu padat mempunyai jalan atau track tersendiri yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Kota Bandung.
Bersepeda di Kota Bandung awalnya telah di gagas oleh bapak Walikota Mohamad Ridwan Kamil S.T.MUD yang kini sebagai Gubernur Jawa Barat, dan sampai kini gagasan terus masih diteruskan oleh Walikota bapak H. Oded Mohamad Danial, S.A.P. dan memperluas rute – rute nya dengan tanda jalur track khusus di garisi batas yang diperuntukan khusus untuk bersepeda. Termasuk Kepada Dinas Pariwisata Dewi Keniasari juga begitu serius untuk mengangkat bersepeda sebagai suatu kegiatan wisata di Kota Bandung. Termasuk pemantauan terhadap tempat usaha Jasa Pariwisata selama COVID 19 berlangsung.
Fungsi Sepeda kini telah banyak berubah dimana sepeda pada awalnya banyak dipergunakan sebagai kendaraan transportasi, kini sepeda sudah mulai berubah fungsinya menjadi media sport and recreation yang setiap hari dapat ditemui dilapangan atau jalanan, orang – orang bersepeda kini tidak lagi sebagai sarana transportasi tapi lebih bersifat rekreasi dan olah raga.
Manusia Penting Mengenal dan Berinteraksi Dengan Alam
Bila pernah membaca buku berjudul Collapse dimana seorang akhli geografi, biokimia dan phycology dari Universitas California yang di tulis oleh Prof. Jare Diamond 2005. Telah mengurai bagaimana dampak dahsiatnya alam terhadap suatu kehidupan ditinjau dari aspek phycology biophysical, serta ornithology lingkungan serta sejarah ecology dan biology.
Goes Bersepeda Keliling Bandung
Pada suatu hari kawan – kawan senior guide Kota Bandung mengajak melakukan kegiatan bersepeda sambil menjajaki possibilities dan atau rencana membuat paket bersepeda mengenal situs – situs bersejarah yang pernah ada di Kota Bandung, ajakan tersebut tentu sangat menantang dan sekaligus menyenangkan; karena disatu sisi sudah lama tidak bertemu dikarenakan kondisi pandemic COVID 19, kedua rencana tersebut sangat mempunyai prospectus.
Untuk kegiatan tersebut semua kawan – kawan berkumpu di pagi hari mulai dari jam 07.00 Minggu tanggal 12 September 2021, rencana kegiatan tersebut pas pula situasi baru selepas PPKM. Ada pun Thema kegiatan yang disampaikan adalah; Goes di Kota Bandung the True Story of Bosscha mengelilingi Kota Bandung dengan rute yang telah di rancang dan berakhir di Jalan Aceh Jaarbeurs tempat pasar malam baheula [ Tempo Doeloe ], kini Jaarbeurs terdapat di Utrecht sebagai tempat MICE Centre / bursa perdagang dan pameran. Kegiatan di mulai dariTaman Ganesa pas depan kampus ITB sebuah taman yang sangat bersejarah tepatnya di jalan Ganesha, menuju ke taman Ganesha dapat di akses dari segala arah mulai dari jalan Dago, bila dari barat jalan Taman Sari. Taman ini dikelilingi pepohonan rindang. Untuk bersantai di taman ini tidak dipungut biaya, bila dari utara dari jalan Siliwangi, taman ini terletak tidak jauh dari kebun binatang konon kebun binatang ini merupakan kebon binatang terbesar di Asia Tenggara pada zamannya. Kebun binatang ini adalah kebun binatang ke dua sebelumnya terletak di Cimahi yang kemudian dipindahkan ketempat ini sampai sekarang ini.
Taman Ganesa ini tidak jauh umurnya dangan ITB [ Technishe Hoogeschool ] di bangun pada tahun 1919. Taman ini di bangun pada awalnya guna mengenang jasa seorang JW Ijzerman dari staat spoorwegen Hindia Belanda beliau juga seorang architect sebuah karya architect nya dapat dilihat di station kereta api Bandung.
Singkat kata sebalum mulai Gowes di kisahkan tentang Bosscha dan sejarahnya terbantuknya kota Bandung beserta Gedung – Gedung heritage yang terdapat di Kota Bandung, sungguh suatu informasi dan pengetahuan untuk diketahui tentang the true story of Boscha and history of city of Bandung. [ Red. Bila mau mengetahui sambil bersepeda ikut program kegiatan ini. ]
Dengan bersepeda mengeliling Kota Bandung kita dapat melihat suatu peradaban lama sampai ke masyarakat modern yang terjadi selama berabad lama masih terjaga dan terawat baik. Kini masyarakat bersama Pemerintah Daerah sedang berusaha keras menjaga eco system Kota Bandung agar tetap terjaga termasuk mengexplorasi lingkungan alam. Pemerintah kota bandung telah memilih pariwisata sebagai orientasi guna menjaga lingkungan agar lingkungan alam Kota Bandung tetap terjaga, termasuk seperti program Gowes ini.
Mengenal Sepeda Lebih Dekat
Mari kita mengenal sepeda lebih dekat; sepeda pada awalnya mulai pada abad ke 18 dibuat oleh seorang pengawas hutan kalua sekarang mungkin POLHUT [ Polisi Kehutanan ] Bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn [ 29 April 1785 – 10 Desember 1851 ] yang fungsinya sebagai transportasi. Sepeda dulu di masa Hindia Belanda disebut asal muasal dari kata Velocipede, orang Belanda juga menyebutnya Fiets [ Kereta Kaki ], orang Jepang menyebutnya Jitensha [ ketera mesin ] Orang Tionghoa menyebutnya Zoxingche [ gelinding sendiri ] Orang Inggris menyebutnya Bike or Bicycle [ yang berputar ] Orang Indonesia menyebutnya dahulu kereta agin yang dapat diartikan karena rodanya pakai agin, pada hal sepeda awalnya tidak pakai angin tapi melainkan dari kayu.
Kini bersepeda telah menjadi suatu fashion / life style, sepeda telah berubah fungsi menjadi alat olah raga, entertainment, performance, sport and recreation yang kini setiap hari dapat di temui pagi dan atau sore hari dipergunakan oleh tua dan muda. Dulu kalua kita masih anak – anak orang tua sering menyediakan kita otopad dan saat ini juga mulai popular otopad electric, di Europa banyak disewakan untuk dipergunakan kemana – mana baik di depan hotel mau pun mall.
Sebagaimana kita ketahui beberapa negara seperti Europa dan Jepang sepeda masih tetap berfungsi sebagai alat transportasi yang favourite dari dulu sampai kini sepeda selain dipergunakan untuk kepentingan olah raga dan rekreasi, sepeda masih diandalkan untuk aktivitas sebagai transportasi ke tempat kerja atau sekolah. Kini sepeda tumbuh luar biasa dengan berbagai bentuk dan model tinggal pilih saja mana yang disukai dan digemari serta kegunaannya.
Bersepeda keliling Kota Bandung tidak saja mengisi kegiatan berolah raga dan rekreasi tapi dapat diisi dengan aspek yang lebih luas yaitu edukasi dan cinta terhadap Kota Bandung.
Thanks, Pak, sudah support guide DPC HPI kota Bandung n mewartakan potensi wisata edujatif bersepedah ini, semoga tingkat kesadaran cinta kota,sejarah, budaya melalui kgiatan fun n fit ini semakin berkembang dan tingkat kebutuhan peran pemandu wisata cycling tour makin dirasakan sehingga tumbuh kolaborasi sinergis dalam tiap aspek kepariwisataan di kota tercinta kita…. Salam kolaborasi salam sehat, Grace Pietersz, Humas DPC HPI kota Bandung