Belitung Mengeliat Membangun Pariwisata
Pariwisata saat ini tidak hanya terdapat dalam berbagai referensi dan buku bacaan, tapi pariwisata kini telah menjadi obat yang mampu turut menyembuhkan dan menyehatkan ekonomi bagi negara maupun daerah. oleh sebab itu, tidak menjadi aneh bahwa booming industri pariwisata berkembang begitu pesat diseluruh planet bumi, pariwisata tidak hanya diartikan oleh manusia sebagai aspek jalan – jalan atau picnic yang banyak dikenal orang, tapi pariwisata mempunyai arti dan spectrum yang luas, orang – orang pariwisata sudah bukan lagi sebagai orang praktisi yang sering didengunkan oleh banyak orang, tapi pariwisata telah menjadi suatu disiplin, out put etiquette formal telah menjadikan kemampuan sumber daya manusia di formal field selaku appliqués, karena sudah hampir seluruh bidang saat ini tidak terdapat orang – orang praktisi melainkan kemampuan sumber daya manusianya menjadi applicator dari sebuah disiplin keilmuan dan bidang yang penuh inovasi serta kreasi.
Tepat pada tanggal tepat pada tanggal 19 Januari 2019 bertempat di Leebong Island hadir seluruh direksi kedua belah pihak menandatangani Naskah Kesepahaman bekerjasama antara Leebong Octa Samasta dengan Famindo International Resort untuk meramu sebuah obat mujarap yang kelak mampu menjadi obat manjur dari sekian banyak obat yang telah dibuat di Belitung guna menyembuhkan and rejuvenating tiga hal diantaranya meningkatkan aspek seni dan budaya, ekonomi bagi masyarakat dan menyembuhkan kembali lahan rusak / sakit yang disebabkan suatu proses penambangan menjadi kawasan nan indah, melalui pembangunan pariwisata yang mampu memberikan manfaat dan sejahtera bagi bayak orang dan alam kembali kealamnya.
Setelah MOU oleh kedua belah pihak di tanda tangani; Yudi Gozalie. S.E. mewakili Leebong Octa Samasta dan Sean Justin selaku mewakili Farmindo International Resort yang kedua2nya mewakili masing-masing pihak. Keesokan harinya Melalui doa dan harapan tepat pada tanggal 20 January 2019 di Desa Bantan Dusun Ilir Cangkok Kecamatan Membalong Kik Dukun orang nomor satu di kampung mengantarkan doa dan kurban agar rencana membangun dan pengembangan Artika Lost Paradise disebelah gugusan pulau bagian barat Belitung – Sungaiberang dapat berjalan lancar dan berhasil.
Pada umumnya suatu MoU atau sebuah perencanaan orang sering bertanya beberapa hal diantaranya adalah ; 1. WHAT 2. WHY 3. WHO 4. WHEN 5. WHERE 6. HOW 7. HOW MUCH dari ke tujuh pertanyaan yang paling awal diketahui adalah when the project will be start dan jarang orang bertanya kapan akan selesai, atau letak batu terakhirnya. Setelah MoU ditanda tangani kami sempat bertanya dengan Anton Gozalie dan L Dicoson, berapa lama proyek ini akan dapat diselesaikan, disambut pembicaraan ini oleh sdr Dicson yang juga sebagai commissioner / yang akan melasanakan proyek ini dari Famindo Group menyampaikan bahwa proyek ini diusahakan akan selesai selama 1 tahun dan dikerjakan night and day. untuk masalah point 2 s/d 7 sudah tidak perlu dibicarakan atau dikupas disini lagi, karena semuanya sudah disiapkan dengan anggaran sekitar 10 trillion untuk proyek yang satu ini.
Bupati Kabupaten Belitung Hadir Dalam Peletakan Batu Pertama
Kehadiran Dalam Peletakan Batu pertama Oleh Bupati Kabupaten Belitung menunjukan kesungguhan dan komitment Pemerintah Daerah mendorong sektor pariwisata dalam pembangunan daerah dan meningkatkan pendapatan daerah serta kualitas sumberdaya manusia setempat. Dalam suatu perencanaan pembangunan Pariwisata perlu terjadi peran serta disemua tingkatan, mulai dari Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kota maupun Kabupaten serta sektor lainnya yang terkait dengan kepentingan dalam perencanaan dan pengembangan destinasi pariwisata yang direncanakan termasuk peran swasta dan masyarakat dalam menentukan bagaimana pariwisata dapat memberikan kontribusi terhadap ekonomi dan mengidentifikasi genator pariwisata utama.
Dalam sambutan Kepala Daerah Bupati Belitung menyampaikan bahwa Visi ekonomi untuk pariwisata didukung oleh reformasi kebijakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung untuk memungkinkan pengembangan pariwisata berkelanjutan untuk menetapkan dimana Kabupaten Belitung melalui Pembangunan Pariwisata mampu meningkatkan daerah, pedesaan, pesisir atau alam, budaya yang lebih baik dan sejahtera, sehingga masyarakat setempat diberikan ruang untuk mampu peran serta dan menghimbau para investor atau stakeholder dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan sumbardaya manusia lokal ke dalam kegiatannya.
Beliau juga menyampaikan bahwa local ethnic culture juga sangat perlu mendapat perhatian seperti yang ditunjukan oleh perencana dimana pagi hari ini, diikut sertakan kek Dukun Kampong ini tentu menunjukan keinginan oleh stakeholder berkeingian melaksanakan sustainability di dalam pembangunan di kawasan ini dan budaya mendapat porsi perhatian. doa Dukun Kampong sangat manjur demikian salah satu ungkapan Bupati Sahani Saleh
Tahun 2019 Belitung Dibanjiri Investor Untuk Sektor Pariwisata.
Baru – baru ini Kabupaten telah didatangi para Investor dan menyatakan akan menanamkan modalnya dalam pembangunan pariwisata, selain yang kini telah dan sedang berlangsung di bumi Laskar Pelangi ini. Manarik dari Investor yang masuk ke Belitung terbagi dua satu investor dari Dalam Negeri, yang satunya Investor Luar Negeri, yang kini sedang mengclaim akan melakukan investasi besar – besaran di Belitung. Adapun rencana pembangunan yang diakan dilakukan dan telah ditanda – tangani oleh kedua belah pihak Leebong Octa Samasta dengan Famindo International Resort adalah betul pure investor dalam negeri dan peran participatory masyarakat dalam pembangunan Resort and Agriculture. dari kedua kelompok bila kita melihat yang dari dalam negeri telah melakukan ground breaking, baik kawasan Tanjung Kelayang maupun di Membalong, yang artinya bahwa kedua – duanya telah memiliki lahan yang telah clean and clear dan yang dari luar baru datang melihat dan menyatakan kesiapan dan membangun kesepakatan, belum memiliki lahan yang clean and clear terhadap kepemilikannya.
Memparhatikan sambutan sebagaimana Kemampuan Daya Manusia sangat penting dan Sumberdaya Manusia setempat perlu mendapatkan perhatian. Bila menyimak dari sambutan Bupati Belitung bahwsa kebijakan, rencana dan strategi pembangunan pariwisata Belitung oleh Pemerintah Daerah Kabutapaten Belitung kini adalah pembangunan pariwisata berkelanjutan serta community empowering perlu direncanakan dan merupakan bagian dari pembangunan itu sendiri. demikian yang disampaikan dalam sambutannya.
Memperhatikan sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Daerah Kabupaten Belitung Shani Saleh yang sehari – hari senantiasa dipenggil Sanem dimana peran stakeholder untuk community empowering perlu diprioritaskan. Dalam sejarah Belitung ketika zaman Hindia Belanda ketika mau membangun Industri Timah, Billiton Maatschappij juga melakukan empowering Community dengan mendirikan sekolah yang bernama AC di Samak Manggar, kalau saat ini mungkin seperti Polytechnic, Balai Kepelatihan / Pendidikan yang dipersiapkan untuk Kemampuan Sumberdaya Manusia guna menopang keberlanjutan SDM di Industri Timah perusahaan Billiton Maatschappij ketika itu, yang out put SDM keahlian tentang electrician jangan ditanya quantities, capability serta abilities out sdm dari institusi yang satu ini. out put dari politicnic AC dicari dan kemudian tertebar diseluruh nusantara, bahkan ke manca negara. . dan bagaimana sekarang dengan Pariwisata di Belitung, sampai sejauh mana antisipasi untuk hal tersebut.
Bagaimana dengan bidang kepariwisata di Indonesia sendiri sejak tahun 1963 tidak luput ketika itu pariwisata masih dibawah Department Perhubungan dirintislah untuk kepentingan SDM di bidang Perhotelan dan Restaurant ketika itu dengan nama lembaga Pendidikannya Sekolah Kejuruan Perhotelan dan Pariwisata yang kemudian berubah nama menjadi APP setingkat Akdemik dan di tahun 1970 berubah menjadi APN [ Akademi Perhotelan Nasional ] dan kemudian di tahun 1973 21 Juni berubah menjadi NHI [ National Hotel Institute ] dan kini telah menjadi STP [ Sekolah Tinggi Pariwisata ] yang kini alumnusnya tertebar diseluruh manca negara. dan lembaga ini kini berada di bawah Kementerian Pariwisata RI.
Mendengar sambutan dalam acara peletakan batu pertama, menyentak kita perlu kiranya di Belitung memperhatikan community empowering dibidang satu ini yaitu pariwisata dan mempersiapkan lebih saksama guna mampu menuju sustainability pada sumber kemampuan manusia dalam program pembangunan pariwisata di Belitung.
Bila di Tahun 2019 ini diperkirakan 20 Trillion yang akan dikucurkan di Pulau Belitung, bila diambil 5 % saja dari nilai Investasi tersebut maka dapat dihitung sendiri berapa besar dana yang dapat dilakukan untuk media dan technology edukasi untuk bidang dunia pariwisata yang dapat dibangun dan dipersiapkan. Mungkin ungkapan ini menjadi PR bagi Balai Kepelatihan dan Institusi Pendidikan Pariwisata untuk dapat dibangun dan dikembangkan di Belitung, menuju sebagai sustainability Tourism for present and next decade