Mampukah Maritim Indonesia Menjadi Kekuatan Pariwisata

Perguruan tinggi Universitas Padjadjaran telah mulai menggeliat memperhatikan terhadap pembangunan kemampuan daya manusia terutama di bidang kelautan, khususnya di bidang wisata bahari dengan diadakannya program studi vokasi wisata bahari secara mandiri baru – baru ini, melalui  launching marine tourism vocation study atau studi vokasi wisata bahari pada tanggal 26 Juli 2024 yang lalu, dihadiri dari Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi serta Rektor dan Dekan Universitas Padjadjaran serta dosen, mahasiswa dan stakeholder pariwisata.

Memperhatikan pariwisata Indonesia, pembangunannya selama ini lebih banyak diorientasikan di darat, sedangkan Indonesia memiliki potensi laut yang begitu besar, baik alam dan budaya, potensi laut Indonesia dapat dijadikan potensi pariwisata, dimana laut Indonesia memiliki kekuatan resources, baik letak geografis, karakteristik tanah dan pantai serta kependudukannya. Dilihat dari letak geografis Indonesia diantara dua benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Pasifik, sedangkan Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di dunia yang membentang dari Sabang sampai Merauke dan atau dari Barat sampai ke Timur, termasuk sejarah maritim dan masyarakat kelautan Indonesia.

Dengan potensi dan kondisi tersebut, Indonesia yang dikelilingi oleh laut serta aneka karakteristik dengan resource oceanographic serta species habitat laut yang dimiliki, baik ikan, reef and rock, mangrove serta masyarakat desa nelayan yang dimiliki, tentu kesemua ini menjadi bagian penting yang perlu mendapat perhatian dan prioritas dalam pembangunan pariwisata di Indonesia.

Sebagaimana diketahui korelasi kata maritim yang mempunyai arti perjalanam dan niaga pelayaran, perdagangan perikanan dan perjalan kehidupan umat dalam sejarah manusia yang panjang di kelautan atau maritime. Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat pariwisata perlu memperhatikan kelautan menjadi kekuatan Pariwisata dimana selama ini baik pemerintah dan masyarakat khususnya masyarakat pariwisata masih sangat sedikit memperhatian laut sebagai kekuatan yang mampu menjadi aspek ekonomi dan atraksi, baik dari aspek paradigma pembangunan yang menjadi prioritas pembangunan pariwisata. Oleh karena itu perlu kelautan dijadikan paradigm challenge impact and value dalam pembangunan dan ekonomi pariwisata Indonesia.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak desa-desa yang berbatasan dengan laut atau desa, memiliki pantai atau biasa disebut desa pesisir. Memperhatikan dengan program pembangunan pariwisata Indonesia terutama terhadap pembangunan desa wisata dalam APBN Indonesia, dirasakan masih kecil jika dibandingkan dana pembangunan desa wisata lebih besardi daratan ketimbang di kelautan, padahal Jumlah wilayah desa pesisir di Indonesia berjumlah 12.827 desa yang tersebar dari ujung Barat sampai Timur.

Sesungguhnya wacana pembangunan negara maritim sudah diwujudkan dan dikonsentrasikan sejak lama, baik sejak presiden Soekarno dan Presiden BJ Habibie pada tahun 1997 ; dimana adanya deklarasi visi pembangunan kelautan ” Deklarasi Bunaken “ deklarasi tersebut dimaksudkan dan untuk dipahami bahwa laut merupakan peluang, dan tantangan serta harapan masa depan bangsa dan dunia pariwisata Indonesia atau dapat diartikan through marine tourism can make a better life.

Di masa presiden Abdulrahman Wahid komitmen pembangunan kelautan mulai diwujudkan dengan dibentuknya kementerian Kelautan dan Perikanan serta dikembangkan Dewan Maritim Indonesia dimana di Kementerian Kelautan terdapat bidang marine tourism department yang dikonsentrasikan khusus terhadap perencanaan dan pengembangan pariwisata disamping adanya kementrian pariwisata.

Memasuki era pemerintahan Presiden Jokowi, gagasan dalam program pembangunannya dimana mentargetkan negara Indonesia sebagai poros maritime dunia, ini tentu adalah diharapkan dalam pembangunan tidak saja dari sisi pertahanan nasional, tentu program tersebut dapat dilihat juga sebagai kekuatan dari aspek ekonomi, tentu konsepsi program yang menjadi Indonesia sebagai negara maritime dapat dijadikan pedoman dan rangsangan serta mendorong terhadap pemanfaatan dan pendayagunaan pembangunan khususnya bidang pembanguan pariwisata berkelanjutan secara terpadu serta terintegrasi. Untuk mewujudkan perencanaan tersebut bidang pariwisata perlu mengambil langkah – langkah dan memperbaharui program pembangunan, pemasaran dan kemampuan daya manusia dibidang wisata bahari baik di kementerian kelautan dan kementerian pariwisata serta dunia usaha, akademi dan masyarakat [ pentahelix ] kelima unsur tersebut perlu kiranya didukung melalui pembangunan pariwisata yang berkelanjutan pada pemerintahan mendatang, baik pemerintah pusat maupun daerah.

Bagaimana pemerintahan mendatang dengan Presiden Prabowo, tentu diharapkan yang akan menjadi program berkelanjutan. Laut akan mendapat perhatian, sebagaimana dalam kampanyenya akan maembangun tanggul laut raksasa ( giant sea wall ) yang akan menjadi program prioritas selama masa pemerintahannya kelak memiliki visi yang luas mengenai urgensi pembangunan tanggul laut raksasa yang tidak hanya untuk Jakarta, tetapi juga sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, termasuk Gresik, Jawa Timur.

Untuk bidang pariwisata, Prabowo telah mengusung visi besar menuju Pariwisata Emas 2045. Di dalam programnya ini menekankan pentingnya membangun infrastruktur yang modern, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan mengembangkan destinasi wisata yang berkelanjutan.

Memperhatikan hal tersebut diatas dari sisi akademik Universitas Padjadjaran telah mengambil Langkah dengan program studi wisata bahari, dan untuk program ini UNPAD dengan berani melakukan academic innovation program dan menjadikan program ini menjadi program studi / department mandiri yang lepas dari program studi induknya yaitu dari ilmu kelautan dalam bentuk vocation program marine tourism study baik dalam ilmu / science di fakultas dan vokasi di program studi wisata bahari untuk mempersiapan kemampuan daya manusia di bidang wisata bahari, bagaimana dengan pemerintah pusat maupun daerah di dalam pelaksanaannya tidak saja hanya mencakup pembangunan wilayah desa pesisir pantai secara fisik, tepi perlu memperhatikan pembangunan sosial ekonomi masyarakatnya, untuk kepentingan itu malalui program pembangunan pariwisata dibidang kelautan tentu dapat menjadi suatu konsep pembangunan dimana pariwisata sebagai industri tak berasap dan memanfaatkan sumberdaya berkelanjutan bagi pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga kesehatan ekosistem laut dan sekaligus terbangun green and blue economic, tentu kesemua itu dapat diharapkan terutama bagi para stakeholder pelaku usaha pariwisata.

Share with:


Teamwork makes the dream work, but a vision becomes a nightmare when the leader has a big dream and a bad team.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Contact Us

Give us a call or fill in the form below and we will contact you. We endeavor to answer all inquiries within 24 hours on business days.
Please enable JavaScript in your browser to complete this form.
Translate »