Kehadiran Arkillaa Mangrove Lounge Mendukung Kegiatan G20 di Belitung
Launching Floating Café Arkllaa Mangrove Lounge di kawasan wisata Famindo International Resort Lost Paradise Tanjung Pandan Belitung. Indonesia adalah surga bagi hutan bakau / mangrove dimana tercatat sebanyak 202 jenis, 89 jenis pohon, 5 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit, dan 1 jenis paku Dari 202 jenis 43 jenis dikategorikan sebagai mangrove sejati (true mangrove) sementara sisanya dikategorikan sebagai magnrove ikutan (asociate).
Arkllaa Mangrove Lounge bangun di pulau Belitung. Tepat pada tanggal 20 Agustus 2022 Soft Launch oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trangono dan Kepala Staff TNI Angkatan Darat Dr. Dudung Abdulrachman, SE, MM serta Bupati Kabupaten Belitung kehadiran kedua pejabat tinggi didampingi oleh Bupati Belitung H. Sahani Saleh S.Sos. serta Project Owner Dickson, dan direksi Famindo International Resort Yulius meresmikan Arkillaa Mangrove Lounge di Famindo Resort Lounge. Di Acara Peresmian Menteri Kelautan dan Perikanan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan berdirinya Arkillaa Mangrove Lounge ini sebagai bukti nyata Kementerian Kelautan memberikan perhatian penuh terhadap pembangunan Wisata Marine dan perkembangan pariwisata di Pulau Belitung, serta dukungan masyarakat Belitung terhadap pembangunan pariwisata seperti juga kini Belitung terdapat geo-park yang telah mendapatkan pengakuan dan telah mendapatkan certification pihak UNESCO.
Setelah memberikan sambutan walau pun suasana disiram hujan dari pagi hari, tidak mengurangi semangat dalam acara soft launching Mangrove Lounge Arkllaa, peresmian ini dihadiri hampir seluruh Muspida Kabupaten Belitung serta undangan lainnya yang datang dari Jakarta. Setelah pengguntingan Pita sebagai peresmian hujan pun mereda; akhirnya semua peserta menuju ke dermaga untuk menyeberang ke Flouting Mangrove Lounge memperguna speedboat Famindo.
Kehadiran Arkllaa Mangrove Lounge
Kehadiran Arkillaa Mangrove Lounge disambut sukaria oleh masyarakat hal tersebut tercermin dari enthusiasm serta support masyarakat yang luar biasa, hal tersebut tercermin dimana Ketika kami tiba ditempat dermaga embarkasi yang ditentukan ternyata rombongan telah berangkat dengan mempergunakan speed-boat oleh panitia, sehingga rasanya sudah tidak ada harapan lagi kami akan mampu sampai kesana karena rombongan telah berangkat, tapi kenyataan masyrakat yang masih terlihat remaja / anak – anak nelayan dengan spontanitas berkenan mengantar menuju ke lokasi dengan tanpa meminta imbalan apa pun, dimana kaun remaja dengan kolek kecil langsung menyalakan mesin boat berkenan mengantar sampai ke lokasi, Ketika tiba di lokasi mereka mau diberikan uang pun mengatakan tidak perlu. Sehingga pak Eddy harus membujuk agar berkenan menerima uang yang diberikan, dimana disampaikan minimal untuk membeli bahan bakar. Setiba dilokasi disambut oleh owner Mangrove Flouting Lounge – Dickson yang kemudian mempersilahkan dan disuguhkan hidangan baik buffet atau ala carte, serta hiburan music digger dan atraksi pertunjukan debus dari masyarakat Desa Bantan Dusun Ilir Cangkok Kecamatan Membalong.
Arkillaa Mangrove Lounge terletak tepatnya berlokasi di Desa Bantan Dusun Ilir Cangkok Kecamatan Membalong, disebelah gugusan pulau bagian barat Belitung – Sungaiberang di Kawasan Famindo International Resort yang dikelilingi hutan mangrove merupakan bagian dari Keindahan Alam Indonesia yang terkenal di mancanegara sebagai negara dengan alam nan indah. Negara kepulauan seluas 1,91 juta km2 ini memang memiliki bentang alam mempesona, mulai dari Aceh hingga Papua. Tak heran jika jumlah wisatawan yang datang terus bertambah, baik dari dalam maupun luar negeri untuk melihat langsung ragam keindahan wisata alam yang ada di Indonesia. karena phenomena serta species alam yang juga jarang ditemui diantaranya termasuk di kawasan hutan mangrove Arkillaa Mangrove Lounge.
Mangrove Menjadi Daya Tarik Dunia
Mengapa Mangrove menjadi daya tarik, kerena tidak semua daerah atau tempat terdapat hutan mangrove, bila hutan dan gunung hampir semua tempat dapat dijumpai, tapi hutan mangrove hanya terdapat di daerah-daerah tertentu seperti di daerah Mangrove Lounge Arkillaa di Belitung, dengan sarana infrastruktur yang tersedia dan atau memadai sehingga pengunjung akan mendapatkan satisfaction index bagi traveller. Karena keindahan alam Indonesia yang tak terkira, berlibur pun tak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Ada sejumlah destinasi wisata alam Indonesia yang sangat menarik untuk dikunjungi. Diantaranya alam mangrove terbaik terdapat di pulau Belitung dimana kini telah berdiri sebuah Arkillaa Mangrove Lounge floating Café pertama terbesar terdapat Restaurant and Bar yang bertaraf International.
Program Pertemuan Tingkat Menteri Pembangunan G20 di Belitung.
Arkillaa Mangrove Lounge dibangun di Kawasan Famindo International Resort sebuah distinasi wisata nan indah pulau Belitung yang merupakan bagian dari 10 Kawasan prioritas Wisata serta bagian dari Kawasa Strategi Pariwisata Nasional, Arkillaa Mangrove Lounge berdiri tepatnya berlokasi di Desa Bantan Dusun Ilir Cangkok Kecamatan Membalong sebelah gugusan pulau bagian barat Belitung – Sungaiberang. Arkillaa Mangrove Lounge luas 20 m X 20 m ditambah sayap kiri dan kanan masing-masing 5 m X 8 m, dengan daya dukung berkisar 92,7 ton sehingga mampu menampung ratusan orang, pembangunan ini sekaligus guna mendukung terhadap kegiatan Program Pertemuan Tingkat Menteri Pembangunan G20 di Belitung.
Arkillaa Mangrove Lounge dengan suasana alam terbuka dikeliling mangrove tumbuh subur di aliran Sungaiberang merupakan tempat yang di pilih oleh Famindo International Resort kemudian menyulap dan sekaligus merehabilatasi sebuah Kawasan rusak menjadi Kawasan wisata bertaraf international nan elok di kawasan seluas 63 ha, tepat pada tanggal 20 January 2019 dimulainya perencanaan untuk pembangunan Kawasan, seluruh 63 ha ground clearing telah selesai serta telah dimulai dengan penanaman tropical fruit dikawasan tersebut.
Seiring dengan adanya G20 di Belitung Famindo group memberikan dukungan penuh dan menyediakan sebuah flouting lounge café Bar and Restaurant bertaraf international yang kelak direncanakan akan menjadi bagian yang akan dikunjungi oleh para delegate G20 ke Pulau Belitung. Kunjungan tersebut sekaligus memperlihatkan dan atau memperkenalkan suatu concept eco-friendly development yang mampu melakukan rekayasa Kawasan rusak menjadi Kawasan wisata bertaraf international, dikawasan ini kelak akan terdapat villa serta amanitas lainnya berqualitas / bertaraf international terhadap type Psychocentric traveller,
Baca Artikel Terkait:
BELITUNG MENGGELIAT MEMBANGUN PARIWISATA
Berkunjung ke Arikllaa Mangrove Lounge tidak saja datang bersantap siang / malam [ Food and Beverage ] saja, melainkan pengunjung akan mendapatkan dan atau menemukan suasana alam terbuka tour di alam hutan mangrove dengan mempergunakan electric boat katamaran kelilingi hutan mangrove di kawasan tersebut, dengan tidak terasa perjalan / berselancar dengan boat katamaran sudah menempuh 35 menit kurang lebih 3.2 km, kecepatan boat katamaran seperti kecepatan Camel berkisar 10 km perjam akhirnya dan tiba di Arkillaa lounge dalam suasana dan kenangan yang sungguh belum pernah ditemukan di hutan mana pun selama ini.
Management ArkIllaa Mangrove Lounge Menyiapkan Boat Catamaran
management Arkila Mangrove Lounge telah menyediakan sebanyak 12 buah katamaran bertenaga listrik berkeliling untuk mendapatkan suatu suasana symphony alam mangrove serta flora and flauna, pengunjung akan di alam terbuka akan mendapatkan Norma Flora yang sangat dibutuhkan manusia yaitu; hubungan manusia dengan alamnya, suasana alam ini tentu belum pernah dijumpai bagi mereka yang berada di kota – kota besar baik dari Indonesia maupun mancanegara lainnya. Bahkan Indonesia sebagai tempat surga bagi species mangrove tapi jarang sekali mengenalnya sebagaimana dalam pepatah mengatakan “ ayam mati di lumbung padi “ Dengan adanya Arkillaa Flouting Lounge kini telah dapat dengan sangat satisfaction dikunjungi dan sekaligus dapat dijadikan scientific tours / students tours bagi para mahasiswa, siswa dan masyarakat dapat mengenal alam hutan mangrove yang begitu mempesona lebih dekat sekaligus mencintai alam semesta ini.
Kata Hutan Senantiasa Terpikir Berada di Gunung
Kata hutan sudah barang tentu sering di dengar dan berkonotasi hutan senantiasa terdapat di pegunungan, tapi hutan mangrove serta kenapa pula disebut hutan bukan taman mangrove tentu banyak pula orang ingin mengenal hutan mangrove dan mengetahuinya ? Apakah hutan mangrove itu seperti yang sering dijumpai di gunung – gunung. Tentu tidak!, hutan Mangrove tidak terdapat di pegunungan tapi hutan mangrove terdapat sebagai formasi tumbuhan di daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan sub tropis yang terlindung. hutan mangrove sebagai hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, dan terdiri atas jenis – jenis pohon seperti; Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora dan Nypa. Kenapa disebut hutan karena Kata hutan tentu tidak mono culture melainkan multiculture seperti yang terdapat di kawasan mangrove di area Arkillaa Mangrove Lounge.
Arkillaa di bangun dan dirancang sangat saksama, dengan pendekatan eco-friendly, sehingga bila hendak menuju ke Arkillaa disediakan katamaran boat bertenaga listrik sehingga yang berkunjung akan menikmati alam yang tenang hening tidak akan tergangu suara engine, karena boat katamaran nyaris tidak bersuara ramah lingkungan, dengan demikian, sehingga ketika touring tidak akan terganggu bisingnya engine juga sekaligus terhadap lingkungan dan kehidupan speciose dikawasan mangrove, mengunjungi ke Arkillaa Mangrove Lounge dapat mengamati dan menikmati suasana dengan tenang dan nyaman tidak terganggu derunya engine motor yang biasa terdengar sehari-hari sehingga pesona dan symphony alam mangrove dapat di dengar, dirasakan dan dinikmati dengan tidak tergangu apapun. Selain dapat menikmati suasana alam peserta dapat sambil berphoto ria atau selfi dengan latar alam mangrove mempesona.
Berkunjung ke Arkillaa Mangrove Lounge tidak saja datang untuk bersantap siang / malam [ Food and Beverage ] yang tersedia di Restaurant and Bar Arkillaa, melainkan pengunjung akan mendapatkan dan atau menemukan suasana alam terbuka di alam hutan mangrove dengan mempergunakan electric boat katamaran, berkesempatan mengelilingi / tour de hutan mangrove, management Arkillaa Mangrove Lounge telah menyediakan sebanyak 12 buah katamaran bertenaga listrik untuk berkeliling, sehingga peserta akan mendapatkan suasana symphony alam mangrove serta berkesempatan mengamati flora and flaunanya, pengunjung akan mendapatkan Norma Flora yang sangat dibutuhkan manusia, peserta akan terasa adanya hubungan erat antara manusia dengan alamnya, suasana alam ini tentu belum pernah dijumpai bagi mereka yang berada di kota – kota besar baik dari Indonesia maupun dari mancanegara lainnya.
Hutan Mangrove berbeda dengan hutan yang terdapat di gunung dimana karakteristik dan bentuk tanaman pantai , estuary dari muara sungai, dan delta ditempat yang dilindungi di daerah tropis dan sub-tropis. Maka mangrove adalah merupakan ekosistem yang terdapat di antara darat dan laut pada kondisi yang sesuai mangrove kemudian membentuk hutan yang ektensive dan productive, karena mangrove terdapat di pantai, maka mangrove sering disebut hutan pantai dan atau hutan pasang surut, hutan payau atau hutan bakau.
Melakukan perjalanan menujukan Arikllaa Mangrove Lounge dapat dinikmati phenomena alam mangrove dengan berbagai jenis tumbuhan bakau / mangrove sejati utama mayor dan minor / mangrove sejati tambahan dan mangrove ikutan tumbuh pada wilayah pasang surut dan membentuk tegakan murni. Mangrove jenis ini jarang bergabung dengan tanaman darat. Mangrove sejati minor adalah bukan komponen penting dari mangrove dan biasanya ditemukan di daerah tepi dan jarang membentuk tegakan, sedangkan mangrove ikutan ada tumbuhan yang tidak pernah tumbuh di komunitas mangrove sejati dan biasanya tumbuh bergabung dengan tumbuhan daratan. Pengenalan sederhana untuk dapat mengenali jenis – jenis mangrove sejati untuk tujuan rehabilitasi difokuskan pada jenis – jenis yang membentuk tegakan, sedangkan mangrove ikutan adalah tumbuhan yang tidak pernah tumbuh di komunitas mangrove sejati dan biasa tumbuh bergabung dengan tumbuhan daratan.
Pengertian dari Mangrove menurut beberapa akhli mendifinisikan mangrove secara berbeda – beda. Tapi padadasarnya merujuk hal yang sama. Para akhli mendifinisikan mangrove sebagai formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan sub-tropis yang terlindung. Dan juga ada yang mendifinisikan bahwa hutan bakau sebagai formasi tumbuhan daerah litral yang khas di pantai daerah tropis dan sub tropis seperti di pulau Belitung di lokasi Kawasan Lost Paradise Mangrove Lounge Restaurant and Bar tumbuh di tanah lumpur alluvia daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut.
Kehadiran Arkillaa Mangrove Lounge
Kehadiran Arkilaa Mangrove Lounge tentu mampu memberikan nilai manfaat tidak saja bagi kepentingan dan Fungsi Ekologis, Biologis dan Ekonomi tapi mampu memberikan nilai ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat Belitung khususnya bagi masyarakat Desa Bantan Dusun Ilir Cangkok Kecamatan Membalong. Sehingga kehadiran Famindo Group dalam pengembangan dan membangun Mangrove Flouting Lounge tentu mampu tidak saja dari sisi nilai ekonomi.
Manfaat Mangrove dan Perannya Bagi Perekonomian
Sudah banyak hal yang telah kita kupas tentang Mangrove dalam alam Mangrove Flouting Lounge; kini mari coba mengupas / mengexplore dan mengetahui manfaat mangrove bagi kepenting bagi lingkungan pesisir pantai serta manfaat di disektor lainnya. Tentu manfaat bagi masyarakat adalah manfaat ekonomi dari eco-system mangrove yang kini baru terlihat hanya dari sisi eco-wisata dan eco-system tapi dengan kehadiran Famindo group telah mampu membuka cakrawala kita terhadap potensi mangrove dan diharapkan mampu menciptakan blue economic dengan blue ocean product dari postensi mangrove melalui eco-system mangrove.
Mungkin semua telah mengetahui dan mendengar bahwa talah banyak hutan bakau beralih fungsi menjadi lahan komoditi tambak dan sebagai distinasi wisata seperti yang terdapat di Kawasan famindo group ini lebih dari itu dengan geo-eco-forestry mangrove mampu meningkatkan hasil tangkapan, dengan geo-eco-forestry mangrove management system yang baik dapat meningkatkan berbagai productivities kerena eco-system mangrove dapat meningkatkan tangkapan ikan – kepiting dan udang.
Hutan Mangrove Menjadi Penting Bagi Pulau Belitung
Kehadiran management Famindo; Mangrove Flouting Lounge tidak saja penting, tapi Hutan Mangrove menjadi hal yang sangat penting;
- Mangrove mampu dan menjadi subject utama bagi pengembangan lingkungan pulau Belitung, karena Hutan mangrove menjadi salah satu tempat yang mampu menjaga perbatasan antara Kawasan darat dan laut, erosi pantai dan mampu menjaga tergerusnya permukaan bumi atau terjadinya erosi pantai yang mengancam terhadap kehidupan manusia, kondisi yang lebih extreme dapat menjadi bencana alam yang besar, kehadiran mangrove menjadi bagian pelindung terhadap dan sekaligus menyelamatkan garis pantai dari perairan laut.
- Mangrove menjadi Katalisator Tanah dari air laut. Karena tanah secara langsung bersentuhan dengan air laut. Manfaat mangrove secara ekologis menjadi sumber sangat jelas guna melindungi tanah sekitar laut, sehingga tanah mampu menjadi lebih padat sehingga tanah tidak mudah tergerus oleh air laut.
- Kawasan hutan mangrove mampu menjaga Habitat Perikanan karena tempat yang paling nyaman bagi beberap jenis mahluk kehidupan dan organisme; karena beberapa species udang, ikan dan kepiting banyak berkembang di Kawasan hutan mangrove.
- Sesungguhnya mangrove dapat di tanam serta dipanen seperti tumbuh-tumbuhan lainnya, karena dapat diolah menjadi berbagai hiasan atau kerjinan, dan ini dapat meningkatkan ekonomi masyaraka dan meningkatkan standard kehidupan.
- Peranan mangrove menjadi sangat penting bagi pemanasan global yang menjadi ancaman dunia yang sangat serius bagi alam manusia, karena tanaman mangrove mampu menjadi penopang pemanasan dari perairan laut dan mangrove mampu berperan untuk mengatasi masalah banjir bagi Kawasan pesisir.
- mangrove mengandung tannin serta bahan alami lainnya, mengandung mineral, protein dan kalori yang mampu meningkatkan pertumbuhan ternak. Pohon mangrove yang dihancurkan dan atau digiling menjadi bubuk pakanan ternak yang mengandung nutrisi sangat tinggi guna pertumbuhan ternak seperti sapi, kambing, maupun ungas.
- Mangrove membantu manusia untuk mendapatkan air bersih dan udara segara, karena mangrove mampu menyerap semua kotoran yang berasal sampah manusia, mangrove mampu menyerap semua jenis logam berbahaya sehingga mampu membuat qualitas air menjadi lebih bersih dan udara yang bersih dan lebih baik
- Kini hutan mangrove menjadi tempat pengembangan wisata seperti di tempat famindo international resort ini, sehingga di bangun Mangrove Flouting Lounge menarik yang akhirnya menjadi tempat tujuan wisata, serta memberikan effect ekonomi tidak saja bagi masyarakat daerah tersebut namun untuk negara, karena Kawasan mangrove kini dapat menjadi daerah daya Tarik dan magnetic bagi wisatawan mancanegara.
- Hutan mangrove dan pohon kayu mangrove yang kering dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar berkwalitas sekaligus mampu mengurangi pengunaan gas bumi bagi negara, selain itu bahan kayu mangrove dapat juga bagi masyarakat sekitarnya dipergunakan sebagai bahan bangunan dan atau kontruksi rumah.
- Yang lebih penting Kawasan mangrove seperti yang terdapat di Famindo resort dapat menjadi tempat pengembangan dan atau laboratories serta research centre bagi ilmu pengetahuan dalam bidang kelautan, perikanan dan kimia, tentu bagi lembaga Pendidikan dan peneliti mambutuhkan hutan mangrove dan sarana serta prasarana ini guna meningkatkan sumber penelitian dan meningkatkan berbagai penemuan yang berguna bagi global di planet bumi ini, sebagaimana diketahui banyak di negara asing tidak memiliki hutan mangrove sehingga dikawasan ini dapat dijadikan scientific tours dibidang pariwisata dan bagi peneli – peneliti mau tidak mau harus datang ke Indonesia dan khususnya datang ke pulau Belitung. [diharapkan Kawasan Mangrove Flouting Lounge tidak hanya sekedar untuk eco-wisata semata – mata; tapi dapat menjadi tempat yang lebih berfungsi guna bagi dunia science and technology]
Pada dasarnya mangrove dapat di bagi menjadi 2 kelompok besar / group; a). The Old World Mangrove dapat ditemui; di Aferika Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, Filipina, Australia, New Zealand, serta di kepulaun Pasific. Sedangkan b). The New World Mangrove meliputi pantai Atlantic dari Afrika dan Amerika, Mexico, dan pantai Pasific Amerika dan kepulauan Galapagos dan kelompok ini disebut group barat. Bila hendak mengupas tentang mangrove di tulisan ini seribu halaman tidak akan selesai dan guna untuk mengetahui tentu sebetulnya cukup datang ke Kawasan famindo international resort dan anda mampu menemui jawaban tentang mangrove itu semua.
Sementara banyak orang belum menyadari bahwa kehadiran hutan mangrove hanya sebagai tumbuh – tumbuhan semak belukar yang tumbuh di pesisir daratan / pantai dan melihatnya hanya sebagai sebagai hiasan taman alam yang tidak banyak manfaatnya. Tapi dengan kehadiran Famindo Group mengembangkan Kawasan ini tentu semua mulai terhentak dan mulai menyadari bahwa betapa besar manfaat mangrove bagi kepentingan global dan economic, sehingga tidak heran sampai Menteri Kelautan; Kepala Staff TNI Angkatan Darat serta Pemerintah daerah begitu anthusias berkenan meresmikan Mangrove Floating Lounge ini.
Semoga kehadiran Mangrove Floating Lounge ini mampu menjadi magnetic tidak saja bagi dunia pariwisata tapi juga mampu menjadi kepentingan yang lebih besar yaitu bagi dunia ilmu pengetahuan dan technology.
World Laboratory and Research Center Belitung
Dengan fasilitas dan sarana yang terdapat di Famindo International Resort serta landasan hukum international terkait dengan pengelolaan eco-system mangrove, sangat memungkinkan dan dapat sekaligus menjadi; world mangrove laboratory and research centers. atas dasar dengan landasan hukum ecosystem nasional yang diatur dalam dalam; 1). perundang – undang No. 5 Tahu 1994, 2). Kepres No 48 Tahun 1991; 3). Kepres No 121 dan No 73 Tahun 2012, 4). Permenko Perekonomian No. 4 Tahun 2017 serta dari dari a). UNCED, b). World Heritage Convention, c). International Convention on Wetlands, d). Convention on Biological Diversity.
Ditengah – tengah soft laungching sempat ada yang bertanya; apakah kehadiran famindo international resort and mangrove flouting lounge ini akan merusak eco-system dan kehidupan mangrove; pertanyaan ini sungguh mengelitik, jawabannya tentu bisa, tapi perlu diketahui kehadiran international resort dan flouting lounge ini adalah manageticnya adalah pada alam mangrove dan tentu management sangat menyadari, bila alamnya rusak akan tidak akan memiliki daya tarik lagi, justru dengan kehadiran kata mangrove flouting lounge ini menandakan bahwa mangrove menjadi central perhatian dan keindahannya, jadi bila mangrove ini dirusak oleh pengelola tentu adalah sangat konyol, dan tentu management justru akan merawat Kawasan ini dengan sebaik – baik nya karena kata mangrove justru menjadi magnetiknya