Wabah COVID19 telah merubah tatanan sosial. Tidak hanya korban jiwa, tetapi juga berdampak buruk bagi dunia usaha, termasuk para pelaku pariwisata.

Nasib para pelaku pariwisata akan menjadi yang paling menyedihkan. Sebagai bidang yang telah penyumbang devisa terbesar negara ini (mengalahkan Migas), tutup buku 2018 mencapai USD19,2 miliar. Nasib pelaku pariwisata, sepertinya terlupakan. Tidak semua pelaku pariwisata memiliki tabungan cukup untuk bertahan selama pandemic ini.  Dan perlu diketahui, Diperkirakan bahwa pelaku pariwisata merupakan bidang usaha yang akan paling lama dan paling parah menghadapi dampak pandemic Covid-19 ini. yang kini dapat dikatakan dengan 0 income. mobil rental, sopir bus dan kenek, karyawan hotel dan karyawan restoran yang terimbas phk, tour guide, tour leader, karyawan tour dan travel, serta pengusaha-nya, pramugari/pramugara, bahkan pilot yang terimbas pengurangan penerbangan, ABK dan nahkoda yang tidak bisa berlayar karena pengurangan jadwal kapal. Porter-porter bandara dan pelabuhan yang mengandalkan arus penumpang.?? … Semua sudah tidak ada pemasukan sama sekali dan nyaris dirumahkan sejak 2 bulan ini, kondisi ini akan berlangsung paling lama dibandingkan sektor lainnya terhadap recovery dampak ekonomi.

Ayo kita bersama-sama bantu mereka agar tetap memiliki harapan. Dengan mendonasikan Rp.1000. Kami yakin, walau hanya dengan Rp.1000 akan sangat bermakna bagi mereka.

[divider]

Support us?

[three_fourth]

Donasi anda sangat berarti bagi kami

Dalam upaya memerangi dampak pandemi COVID19, pasrtisipasi anda merupakan bentuk peran serta dalam membangun keperdulian masyarakat terhadap keberlangsungan pariwisata Indonesia.

Donasi dapat disalurkan melalui Rekening ETSDC :

[box]

 

[/box]

[/three_fourth]

[one_fourth_last]

[/one_fourth_last]

[divider]